Sunday, 8 March 2015

ANTROPOMETRI

INDEKS MASSA TUBUH

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dari komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan gizi.
Penggunaan antroprometri secara umum digunakan untuk melihat ketidak seimbangan asupan protein dan energi. Ketidak seimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh.
Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. massa tubuh sangat sensitive terhadap perubahan perubahan yang mendadak. Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, berat badat berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan abnormal, terdapat 2 kemungkinan perkembangan berat badan, yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan normal. Berat badan harus selalu dimonitor agar selalu memberikan informasi yang memungkinkan intervensi gizi yang preventif sedini mungkin guna mengatasi kecenderungan penurunan atau penambahan berat badan yang tidak di kehendaki. Berat badan harus selalu dievaluasi dalam konteks riwayat berat badan yang meliputi gaya hidup maupun status berat badan yang terakhir. Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang.
Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun keatas) merupakan masalah penting. Karena selain mempunyai resiko penyakit penyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi produktifitas kerja. Oleh karena itu pemantauan perlu dilakukan secara berkesinambungan. Salah satu cara yaitu dengan mempertahakan berat badan ideal atau normal.
Laporan FAO/WHO/UNU tahun 1985 menyatakan bahwa batasan berat badan orang dewasa ditemukan berdasarkan nilai body massa indeks, IMT merupakan alat sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kelebihan atau kekurangan berat badan maka mempertahankan berat badan normal dapat mencapai harapan hidup lebih panjang.
Dengan rumus perhitungan sebagai berikut :
 
                                Berat badan (kg)
IMT =
              Tinggi badan(m) × tinggi badan(m)


                                                                                       

           


             Untuk kepentingan Indonesia, ambang batas dimodifikasi lagi pengalaman klinis dan hasil penelitian klinis dan hasil penelitian di beberapa Negara berkembang. Akhirnya diambil kesimpulan ambang batas IMT untuk Indonesia adalah seperti table di bawah ini :


kategori
IMT
kurus
Kekurangan berat badan tingkat berat
17,0

Kekurangan berat badan tingkat ringan
17,0 – 18,5
Normal

 18,5 – 25,0
gemuk
Kelebihan berat badan tingkat ringan
 25,0 – 27,0

Kelebihan berat badan tingkat berat
27,0
   
             Penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa berumur diatas 18 tahun. IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil dan olahragawan. Disamping itu pula IMT tidak bisa di terapkan pada keadaan khusus(penyakit) lainnya seperti adanya edema, asites danhepatomegali.

DAFTAR PUSTAKA
I Dewa Nyoman Supariasa,Bachyar Bakri,Ibnu Fajar,2001,Penilaian Status Gizi,Jakarta : EGC
Anggraeni Adistya Cynthia., S.Gz,2011,Asuhan Gizi Nutritional Care Process,Graha                                  Ilmu,Yogyakarta
Michael J.Gibney,Barrie M.Margaretts,John M.Kearney,Lenore Arab,2008,Gizi Kesehatan
           Masyarakat,Jakarta : EGC


2 komentar:

Andi said...

Nak farmasi ta,,,,,,,farmasi mana nih,,,

Andi said...

Aq follow blog kamu yah,,,hehehe,,,,km follow blog aq juga dong. Ukhybelajar.blogspot.com

Post a Comment