PROBIOTIK
probiotik adalah pangan yang mengandung mikroorganisme hidup yang secara aktif dapat meningkatkan kesehatan dengan cara memperbaiki keseimbangan flora usus jika dikonsumsi dalam keadaan hidup dengan jumlah yang memadai. Bakteri probiotik banyak terdapat pada berbagai makanan dan produk susu, baik yang terdapat maupun yang ditambahkan pada produk tersebut.
probiotik adalah pangan yang mengandung mikroorganisme hidup yang secara aktif dapat meningkatkan kesehatan dengan cara memperbaiki keseimbangan flora usus jika dikonsumsi dalam keadaan hidup dengan jumlah yang memadai. Bakteri probiotik banyak terdapat pada berbagai makanan dan produk susu, baik yang terdapat maupun yang ditambahkan pada produk tersebut.
Pemanfaatan
probiotik dalam meningkatkan kesehatan tubuh sangat ditentukan oleh sifatnya
yang stabil tetap dalam keadaan hidup, sejak dikonsumsi hingga mencapai usus
manusia. Adapun viabilitas probiotik, yaitu jumlah mikroba hidup harus cukup
untuk memberikan efek positif bagi kesehatan dan mamupu berkolonisasi sehingga
dapat mencapai jumlah yang diperlukan. Viabilitas sel mikroba dalam probiotik
harus mencapai 107-109 cfu/g.
Cara kerja
probiotik :
1.
Makanan masuk kedalam mulut dan lambung.
2.
Mikroba dalam usus halus dan usus besar turut serta menyempurnakan
proses pencernaan.
3.
Ketika bolus memasuki lambung, sebagian besar bakteri mati oleh
asam lambung (HCL).
4.
Bakteri yang bertahan akan masuk kedalam usus .
5.
Probiotik bertugas memproduksi zat gizi esensial seperti asam
laktat dan asam asetat.
6.
Pada usus probiotik
berkompetisi dengan pathogen untuk menempel di lapisan usus sehingga dapat
mengurangi kesempatan pathogen untuk berkembang biak.
k
Pengaruh probiotik terhadap sistem imun :
Probiotik dalam sistem imun mukosa
Sekitar 80% dari
total sel yang memproduksi immunoglobulin dalam tubuh manusia berada dalam
lamina propria usus. Enterosit merupakan sel imunokompeten yang berperan pada
berbagai reaksi local terhadap mikroorganisme pathogen. Interaksi enterosit
dengan faktor-faktor sekitar dapat
mengaktivasi proses enzimatik terhadap antigen makanan. sel imunokompeten yang lain
adalah makrofag dan sel dendrit yang memegang peranan penting dalam melindungi
tubuh terhadap antigen di tingkat mukosa. Jadi, sistem imun seluler yang
teraktivasi oleh kehadiran mikroorganisme probiotik akan meningkatkan produksi
IgA yang berperan pada sistem imun mukosa.
2.
Probiotik mengurangi bakteri pathogen dalam saluran pencernaan
Bakteri probiotik mengalami adhesi dan berkolonisasi dalam saluran
pencernaan. Di dalam lapisan usus bakteri pathogen dan bakteri probiotik
berkompetisi untuk melakukan adhesi dan mengambil nutrisi seperti karbohidrat,
Fe, asam lemak rantai pendek. Ketika bakteri probiotik berhasil menempel pada
lapisan usus dan mampu membentuk koloni dengan demikian pathogen tidak dapat
berkembang biak sehingga tidak mampu berkembang biak dan menimbulkan penyakit.
3.
Kemampuan probiotik meningkatkan aktifitas fagositosis pada
makrofag
Probiotik meningkatkan respon imun spesifik maupun nonspesifik
dengan cara meregulasi makrofag, meningkatkan jumlah sitokin, sel NK dan kadar
immunoglobulin. Makrofag berperan penting pada respon imun alami di saluran
cerna dan mewakili salah satu pertahanan terdepan nonspesifik melawan invasi
bakteri. Bakteri probiotik dapat meningkatkan aktifitas fagositosis makrofag
karena makrofag mempunyai reseptor spesifik Gal/GalNac yang dapat , mengenali residu
galaktosa pada permukaan bakteri. Aktivasi makrofag yang disebabkan oleh
bakteri probiotik dapat memacu beberapa jenis sitokin yang selanjutnya sitokin
akan berperan dalam memodulasi sistem imun adaptif pada saluran pencernaan.
Modulasi sistem imun alami ini dapat mempengaruhi kemampuan inang untuk respon
secara cepat jika terkena infeksi berbagai macam pathogen.
4.
Terapi probiotik dan prebiotik pada saluran cerna
Pada penelitian mengenai probiotik dan prebiotik, terdapat bukti
bahwa probiotik bermanfaat dalam pencegahan dan pengobatan beberapa penyakit
saluran cerna. Seperti diare, traveller’s diarrhea, dan intoleransi
laktosa.
a.
Diare yang disebabkan antibiotik
Perubahan keseimbangan mikroflora dapat memicu munculnya galur
bakteri yang resisten dan paling sedikit sepertiga kasus diare karena
antibiotik berkaitan dengan clostridium difficile. Oleh karena itu,
pemberian probiotik dapat mengembalikan flora normal, dapat digunakan untuk
mencegah diare karena antibiotic.
b.
Intoleransi laktosa
Pada suatu penelitian menunjukkan bahwa pemberian yogurt pada anak
dengan intoleransi laktosa dapat menurunkan produksi H2 dan mengurangi gejala
klinis. Sejumlah mikroorganisme seperti L. Bulgarrius, S. Thermophilus
dan L. Accidhophilus ternyata mempunyai aktifitas lactosa in vivo
sehingga membantu mempercepat digesti laktosa.
Kondisi yang membutuhkan konsumsi probiotik :
1.
Chronic bowel problems atau adanya infeksi berkepanjangan seperti
candidiasis
2.
Sebagai prevensi terhadap keracunan makanan ketika sedang berwisata
(bifidobacteria dan acidophilus mampu membunuh sebagian besar
food poisoning bacteria)
3.
Wanita dalam status premenopause dan menopause untuk mereduksi
osteoporosis, individu dengan hiperkholesterolemia, individu dengan masalah
kesehatan kronis (seperti acne, masalah kulit, alergi, arthritis, kanker),
individu yang memperoleh pengobatan radiasi, individu dengan infeksi vagina
atau saluran kemih berulang.
DAFTAR PUSTAKA :
Djunaedi Djoni. 2007. Pengaruh Probiotik Pada Respon Imun.
Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. XXII,
No. 1. Hal. 22-27.
Lestari Arshanti Lily, Soesatyo Ekandaru Nur Heparis Marsetiawan,
Harmayani Enik. 2012. Peningkatan
Aktifitas Fagositosis Dan Produksi Nitrit Oksidasi Kepada Makrofag Peritoneum Tikus Sprague Dawley Yang
Diberi Lactobacillus Plantarum Mut7 Dan Ekstrak
Serat Ubi Jalar. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, Vol. 9, No. 2, Hal. 64-72.
Firmansyah Agus. 2001. Terapi Probiotik Dan Prebiotik Pada
Penyakit Saluran Cerna Anak. Sari Pediatri,
Vol. 2, No. 4, Hal. 210-214.
Kusumo Dyah Pratiwi. 2012. Kolonisasi Mikrobiota Normal Dan
Pengaruhnya Pada Perkembangan Sistem
Imunitas Neonatal. Widya, Vol. 29, No. 320, Hal. 55-63.
Parameswari Amandita, Kuntari Santiti, Herawati. Daya Hambat
Probiotik Terhadap Pertambahan Streptococcus
Mutans. Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Anak, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga.
1 komentar:
wow, amaziiinnggg,,,,
Post a Comment